Jakarta, landbank.co.id– CBRE, firma konsultan real estat terkemuka di dunia menilai bahwa pasar perumahan di Indonesia tetap kuat.
Seksinya sektor properti itu seirama dengan terus mengalirnya penanaman modal asing (PMA) ke Indonesia sehingga mendorong CBRE agresif merangsek pasar Indonesia.
Menurut Anshuman Magazine, chairman & chief executive officer (CEO) CBRE untuk India, Asia Tenggara, Timur Tengah & Afrika, ketahanan ekonomi Indonesia dan posisinya sebagai pusat kekuatan di Asia Tenggara menjadikannya pasar yang krusial bagi pertumbuhan strategis CBRE.
“Ekspansi bisnis konsultasi kami ini merupakan bukti keyakinan kami terhadap potensi real estat negara ini dan komitmen kami untuk menawarkan layanan terpadu berkelas dunia yang memenuhi kebutuhan klien global dan lokal kami yang terus berkembang di kawasan yang dinamis ini,” ujar Anshuman Magazine dikutip Sabtu, 23 Agustus 2025.
Baca juga: Koridor Timur Cibubur Jadi Magnet Baru Investasi Properti
Terkait arus investasi di sektor properti Indonesia, sepanjang Januari-Juni 2025, tercatat tumbuh sekitar 19,23 persen pada semester pertama 2025 disandingkan dengan periode yang sama 2024.
Mengutip data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Juni 2025, realisasi investasi sektor properti menyentuh sebesar Rp75,0 triliun.
Sebaliknya, pada paruh pertama 2024, realisasi investasi sektor properti masih bertengger di angka Rp62,9 triliun.
Segmen yang masuk kategori sektor properti versi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM kali ini mencakup perumahan, kawasan industri, dan perkantoran.
Merujuk data Kementerian itu porsi penanaman modal dalam negeri (PMDN) paling dominan, yakni sekitar 71 persen, sedangkan penanaman modal asing (PMA) sebesar 29 persen.
Pada paruh pertama 2025, realisasi PMDN di sektor properti sebesar Rp53 triliun, sedangkan PMA bertengger di angka Rp22 triliun.
Baca juga: Realisasi Investasi Properti Tumbuh 19 Persen, Sentuh Rp75 Triliun
PMDN mencatat pertumbuhan sekitar 45 persen bila disandingkan dengan torehan semester pertama 2024, yakni dari Rp36,6 triliun menjadi senilai Rp53,0 triliun.
Sebaliknya, realisasi investasi PMA turun sekitar 16 persen, yakni dari Rp26,3 triliun menjadi sebesar Rp22,0 triliun pada enam bulan pertama 2025.
Derasnya PMDN dan PMA serta hadirnya pembangunan infrastruktur transportasi turut menggairahkan sektor properti.