Bukit Uluwatu Villa Bukukan Laba

PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) membukukan laba bersih sebesar Rp71,16 miliar sepanjang periode Januari-Maret 2025/foto: alilahotels.com

Jakarta, landbank.co.id– PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) mencatat pertumbuhan pendapatan sepanjang kuartal pertama 2025 dibandingkan dengan periode sama 2024.

Mengutip laporan keuangan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk, emiten berkode saham BUVA ini membukukan pendapatan Rp74,30 miliar sepanjang Januari-Maret 2025.

Bacaan Lainnya

Sebaliknya, pada periode triwulan pertama 2024, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk membungkus pendapatan Rp65,34 miliar.

Peningkatan pendapatan ikut membantu Perseroan membalikkan keadaan dari merugi menjadi untung. Per akhir Maret 2025, laba bersih BUVA tercatat sebesar Rp71,16 miliar.

Sebaliknya, pada tiga bulan pertama 2024, Bukit Uluwatu Villa masih merugi sekitar Rp10,76 miliar.

Peningkatan laba bersih BUVA pada kuartal pertama 2025 juga tidak terlepas dari adanya lonjakan bagian laba neto pada entitas asosiasi.

Baca juga: Mengintip Celah Bisnis Hotel di Bali

Per akhir Maret 2024, bagian laba neto pada entitas asosiasi masih bertengger di angka Rp503,53 juta, sedangkan per akhir Maret 2025 melonjak jadi Rp75,90 miliar.

Sementara itu, jumlah aset BUVA per akhir Maret 2025 sebesar Rp2,14 triliun, sedangkan pada akhir Desember 2024 senilai Rp2,11 triliun.

Perseroan membukukan penurunan liabilitas pada kuartal pertama 2025 menjadi Rp719,97 miliar, dari semula per akhir 2024 yang sebesar Rp766,59 miliar.

Sebaliknya, ekuitas BUVA meningkat, yakni dari Rp1,35 triliun per akhir Desember 2024 menjadi Rp1,42 triliun per akhir Maret 2025.

 

Okupansi Hotel

Manajemen BUVA menjelaskan bahwa sampai dengan bulan Mei 2025, okupansi hotel milik Perseroan di Bali mengalami penurunan sedikit menjadi 53,8 persen  dari 56,0 persen pada periode yang sama tahun 2025.

Penurunan tipis itu sejalan dengan kondisi ekonomi dunia yang terganggu dengan adanya ancaman tarif oleh Amerika Serikat.

Baca juga: Okupansi Hotel di Badung Bali Sentuh 80 Persen

Di lain pihak, penurunan dalam okupansi tersebut diimbangi dengan adanya kenaikan harga kamar rata-rata sekitar 11 persen sehingga pendapatan Perseroan masih dapat bertumbuh.

“Kami perkirakan kondisi usaha akan membaik di sisa waktu tahun 2025 yang berdampak positif terhadap tingkat hunian dan tentunya pendapatan Perseroan setelah terdapat kepastian atas berbagai tantangan ekonomi dunia,” urai manajemen BUVA dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu, 15 Juni 2025.

Pos terkait