Jakarta, landbank.co.id– PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tercatat menyalurkan kredit rumah subsidi berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) senilai Rp10,90 triliun.
Mengutip laman Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), KPR FLPP itu setara dengan untuk pembiayaan untuk 87.860 rumah subsidi.
Rumah subsidi yang dibiayai oleh KPR FLPP PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk itu tersebar di 341 kabupaten dan kota di Indonesia sepanjang Januari hingga 14 September 2025.
Laman BP Tapera juga memerlihatkan bahwa 7.260 lokasi perumahan itu dibangun oleh sebanyak 4.945 pengembang properti.
Para pengembang properti tersebut mayoritas berasal dari Realestat Indonesia (REI), yakni sebanyak 33.231 rumah subsidi senilai Rp4,10 triliun.
Lalu, anggota Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) senilai Rp3,79 triliun untuk 30.252 rumah subsidi.
Baca juga: BTN Gandeng 4.293 Pengembang Properti
Selain itu, asosiasi pengembang ketiga terbesar adalah Himpunan Pengembang Perumahan Rakyat (Himperra) sebanyak 12.522 rumah subsidi senilai Rp1,55 triliun.
Kuota 2025
Sementara itu, BTN mengaku mendapat kuota FLPP sebanyak 220 ribu unit pada 2025.
BTN menyatakan siap mempercepat penyaluran kredit bersubsidi dari kuota FLPP itu baik untuk skema konvensional (160.000 unit) maupun syariah (60.000 unit).
Pada 2025, pemerintah menaikkan kuota FLPP dari 220 ribu unit menjadi 350 ribu unit bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Baca juga: BTN Dapat Alokasi Kuota FLPP 220 Ribu Unit
Saat kuota FLPP secara nasional sebesar 220 ribu unit, BTN mendapat jatah 158.301 unit (122.834 unit konvensional dan 35.467 unit syariah).
Penambahan kuota FLPP BTN semakin menegaskan peran strategis anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) itu sebagai garda depan dalam mendukung program pembiayaan rumah bagi MBR.
Direktur Consumer Banking BTN, Hirwandi Gafar, mengatakan bahwa peningkatan kuota FLPP menjadi langkah nyata pemerintah dalam memperluas akses kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau.
“BTN sangat mendukung Program Tiga Juta Rumah pemerintah, khususnya bagi MBR dan masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT). Kami telah menyiapkan berbagai instrumen pembiayaan dari sisi supply dan demand, termasuk memperkuat digitalisasi layanan agar masyarakat makin mudah mendapatkan akses KPR subsidi,” ujar Hirwandi Gafar dalam keterangan tertulis dikutip Minggu, 3 Agustus 2025.
BTN juga terus berinovasi lewat aplikasi digital Bale by BTN yang terintegrasi dengan fitur Bale Properti, sehingga masyarakat dapat mencari hunian, mengajukan KPR konvensional maupun syariah, dan memantau prosesnya secara daring—tanpa harus datang ke kantor cabang.
“Saran kami, jangan menunda membeli rumah. Sekarang lebih mudah dan cepat karena semua layanan BTN bisa diakses secara online,” tambahnya.
Secara nasional, kata Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, kuota FLPP tahun 2025 dinaikkan dari 220 ribu unit menjadi 350 ribu unit.
“Saya sudah dapat dukungan 100 persen dari Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia serta DPR terkait anggaran FLPP untuk 350.000 rumah bersubsidi untuk masyarakat. Dananya (FLPP) sudah, programnya sudah ada,” ujar Menteri PKP.
Adanya tambahan anggaran FLPP diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk dapat memiliki rumah bersubsidi berkualitas yang dibangun pengembang dengan harga dan angsuran KPR yang terjangkau dan tetap selama masa tenor.
Baca juga: KPR FLPP Semester Pertama 2025, BTN “Ngamuk”
Terpisah, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, penambahan kuota KPR FLPP menjadi 350.000 unit pada 2025 diyakini memberikan ruang tambahan bagi bank pelat merah itu dalam menyalurkan KPR Subsidi. Dengan penambahan tersebut, BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih tinggi dari kisaran yang dipatok sebelumnya, yaitu berkisar 7-8 persen.
“Pertumbuhan kredit pada 2025 kami harapkan berada di kisaran 7-9 persen sejalan dengan adanya tambahan kuota KPR FLPP menjadi 350.000 unit pada akhir Juni yang lalu. Kami berharap ada dorongan positif dari kuota yang lebih banyak tahun ini,” kata Nixon dikutip dari laman BTN.
(*)