Jakarta, landbank.co.id– PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menjadi raja penyaluran kredit pemilikan rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2024.
Porsi penyaluran KPR FLPP BTN sepanjang Januari-20 Desember 2024, skema konvensional dan syariah, mencapai senilai Rp18,11 triliun.
Nilai penyaluran KPR FLPP BTN untuk rentang waktu tersebut setara dengan 73,7 persen dari total nilai tahun 2024 yang sekitar Rp24,57 triliun.
Bila dipilah, penyaluran KPR FLPP BTN konvensional senilai Rp14,11 triliun atau 57,42 persen dari total FLPP tahun 2024.
Lalu, untuk skema syariah senilai Rp4 triliun. Angka itu sama dengan 16,28 persen dari total KPR FLPP yang disalurkan perbankan per 20 Desember 2024.
Bila dari sisi nilai, BTN merajai FLPP, demikian juga jika dilihat dari sisi unit atau rumah yang dibiayai oleh bank pelat merah tersebut.
Per 20 Desember 2024, jumlah unit yang dibiayai oleh KPR FLPP BTN menyentuh 147.960 rumah atau setara dengan 73,87 persen dari total unit rumah subsidi yang dibiayai FLPP.
Unit yang dibiayai oleh skema konvensional BTN sebanyak 114.853 rumah atau 57,34 persen dari total rumah yang dibiayai KPR FLPP tahun 2024.
Lalu, sebanyak 33.107 rumah merupakan berskema syariah. Porsi KPR FLPP syariah BTN sebesar 16,53 persen dari total FLPP tahun 2024.
Menurut Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, selama 48 tahun pihaknya telah memainkan peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan rumah rakyat dan sekaligus menggerakkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor perumahan.
Andil ini terlihat jelas dari kontribusi BTN sebagai bank pelaksana utama program perumahan subsidi pemerintah, dengan hampir separuh dari total kredit perumahan yang disalurkan BTN merupakan KPR subsidi.
“BTN telah menjadi katalis bagi ekosistem perumahan dan perekonomian negara melalui perannya sebagai penyalur KPR terbesar di Indonesia,” ujar Nixon dalam BTN Properti Expo 2024 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pencapaian ini, jelas Nixon, menjadi suatu kebanggaan karena BTN memainkan peranan strategis dalam membantu pemerintah mengurangi backlog perumahan nasional yang saat ini masih mencapai 9,9 juta.
“BTN terus memperkuat komitmennya sebagai pembuka akses kepada pembiayaan perumahan, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah agar mereka dapat memiliki hunian yang layak dan terjangkau,” ujar dia.
Sementara itu, di luar BTN, bank penyalur KPR FLPP kedua terbesar tahun 2024 adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Bank pelat merah ini menyalurkan Rp2,04 triliun.
Per 20 Desember 2024, jumlah unit yang dibiayai oleh KPR FLPP BRI sebanyak 16.196 rumah atau 8,09 persen dari total subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) itu.
Dari sisi nilai, KPR FLPP anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) itu menyentuh sebesar 8,30 persen dari total nilai KPR FLPP 2024.
Di posisi ketiga juga ditempati oleh anggota Himbara lainnya, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dengan nilai Rp1,23 triliun.
Nilai KPR FLPP BNI menyumbang sebesar 5,03 persen terhadap total penyaluran per 20 Desember 2024.
Bila dilihat dari sisi unit yang dibiayai, KPR FLPP BNI dimanfaatkan untuk 10.021 rumah subsidi bagi MBR.
Menurut Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Marurar Sirait, program KPR FLPP digemari oleh masyarakat, developer, dan kalangan perbankan.
Karena itu, kata dia, Kementerian PKP akan mendukung kelanjutan program KPR FLPP pada 2025, namun dengan proporsi 50:50 masing-masing dari APBN dan perbankan.
“Minat masyarakat memanfaatkan KPR FLPP untuk rumah subsidi sangat tinggi. Program pembiayaan perumahan yang prorakyat ini perlu didukung dan dilanjutkan,” ujar Menteri PKP di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tahun 2025, APBN mengalokasikan anggaran KPR FLPP sebesar Rp24,92 triliun untuk pembiayaan sebanyak 220 ribu rumah.
Kementerian PKP mengusulkan ada tambahan KPR FLPP menjadi 500 ribu rumah pada 2025.
KPR FLPP merupakan bagian dari sumber pembiayaan dalam mewujudkan Program Tiga Juta Rumah yang digulirkan pemerintah mulai tahun 2025.
(*)