Jakarta, landbank.co.id– PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) masih mendominasi penyaluran kredit pemilikan rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP).
Mengutip data Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), sepanjang Januari-Mei 2025, porsi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dalam penyaluran KPR FLPP menyentuh 74,27 persen.
Kontribusi penyaluran KPR FLPP PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk itu setara dengan 72.690 unit, sedangkan total rumah subsidi yang diserap masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam periode itu sebanyal 97.874 unit.
Dari sisi nilai, dalam periode lima bulan pertama 2025, BTN menyalurkan sebesar Rp8,97 triliun atau sekitar 74,06 persen dari total KPR FLPP, yakni Rp12,12 triliun.
Penyaluran KPR FLPP sepanjang Januari-Mei 2025 itu mencakup skema konvensional dan syariah.
Komposisi dari kedua skema itu masing-masing adalah sebanyak Rp6,56 triliun atau setara 52.936 unit BTN konvensional.
Baca juga: BP Tapera Beberkan Pemicu Lonjakan KPR FLPP
Kontribusi Unit Usaha Syariah (UUS) atau BTN Syariah senilai Rp2,41 triliun setara sebanyak 19.754 rumah subsidi.
Sementara itu, di luar BTN yang mendominasi sebesar 74,27 persen, penyaluran KPR FLPP “dikeroyok” sebanyak 36 bank lainnya.
Mereka terdiri atas bank badan usaha milik negara (BUMN), bank pembangunan daerah (BPD), dan bank swasta nasional.
Di luar BTN, empat bank penyalur KPR FLPP terbesar lainnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Rp877,07 miliar setara 6.924 unit.
Baca juga: Begini Kata Menteri PKP Soal Pemangkasan Ukuran Rumah Subsidi
Lalu, PT Bank Mandiri Tbk senilai Rp537,08 miliar (4.221 unit) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rp519,97 miliar (4.133 unit).
Selain itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau BJB Rp179,65 miliar (1.476 unit).
Kualitas Bangunan
Direktur Utama BJB, Yusuf Saadudin menyatakan bahwa pihaknya siap untuk mengerahkan segala upaya dalam penyaluran KPR FLPP.
“Kami juga memerlukan dukungan dari para asosiasi pengembang untuk memastikan anggotanya terhadap kualitas bangunan dan keterhuniannya,” ujar Yusuf dilansir laman BP Tapera.