Lalu, Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah di posisi kedua senilai Rp2,41 triliun setara dengan 19.754 rumah subsidi.
Posisi ketiga ditempati oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar Rp877,07 miliar atau setara untuk 6.924 rumah subsidi.
Di urutan keempat adalah PT Bank Mandiri Tbk dengan penyaluran senilai Rp537,08 miliar setara dengan 4.221 rumah subsidi.
Secara keseluruhan, sepanjang Januari-Mei 2025, penyaluran KPR FLPP senilai Rp12,12 triliun setara dengan 97.874 rumah subsidi.
Penyaluran KPR FLPP itu melibatkan 38 bank dan melibatkan 6.420 pengembang yang tersebar di 9.251 perumahan di 379 kabupaten/kota di 33 provinsi.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Menteri PKP) Maruarar Sirait pernah mengatakan bahwa kehadiran FLPP merupakan wujud nyata kehadiran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk membantu MBR dalam memiliki rumah bersubsidi yang layak huni, berkualitas serta angsuran KPR yang terjangkau.
Baca juga: Begini Target Penyaluran KPR Subsidi BNI Pada 2025
Apalagi, kata dia, FLPP yang merupakan bagian dari Program Tiga Juta Rumah mampu meningkatkan perekonomian sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Program perumahan itu membuka banyak peluang usaha di masyarakat mulai dari semen, pasir dan lapangan pekerjaan. Dalam pembangunan rumah itu rata-rata-rata ada 5 orang pekerja konstruksi jadi bisa jika 350.000 rumah subsidi bisa menyerap 1,7 juta orang pekerja. Belum lagi supir, kernet serta usaha warung makan tentu akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutur Menteri PKP.
Program FLPP berada di bawah naungan BP Tapera, sedangkan penyalurannya berkolaborasi dengan para bank penyalur.
(*)