Blibli Tiket Action Tanam 4.000 Mangrove di Semarang, Kurangi Emisi Karbon
Jakarta, landbank.co.id– PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli) melalui Blibli Tiket Action menanam 4.000 bibit mangrove di pesisir Kelurahan Mangunharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2023).
Sebanyak 4.000 bibit mangrove itu hasil konversi dari 40,000 kemasan kardus dan plastik yang dikembalikan oleh pelanggan dan karyawan ekosistem Blibli Tiket, donasi dari masyarakat umum dari berbagai acara publik sepanjang tahun 2023.
“Sejalan dengan misi kami untuk menjadi platform perdagangan dan gaya hidup omnichannel yang terpercaya, di Blibli Tiket, kami berupaya menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif secara ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi karyawan, pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya, dilandasi standar tata kelola data tertinggi,” kata Lisa Widodo, COO & Co-founder Blibli dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Rabu, 29 November 2023.
Dia menerangkan, komitmen ESG Blibli Tiket Action berfokus pada 6 material utama, meliputi penggunaan sumber daya, limbah, emisi, pelatihan dan pengembangan, relasi komunitas, yang dilandasi dengan tata kelola data dan privasi yang baik.
Dia mengatakan, pihaknya turut mengapresiasi para pelanggan, karyawan dan mitra yang telah mengambil bagian pada langkah kecil untuk melestarikan Bumi. Dukungan mereka tentu memperkuat komitmen Blibli Tiket untuk merestorasi mangrove dengan 4.000 pohon yang dikonversikan dari 40.000 kemasan kardus dan plastik bekas.
“Selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs), kami berharap dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon dan memberikan dampak positif bagi ekonomi, komunitas dan masyarakat sekitar. Kami berupaya menjadi solusi nyata bagi dampak perubahan iklim di Indonesia,” tutur Lisa.
Blibli Tiket memilih mangrove sebagai obyek pelestarian karena tanaman tersebut berperan penting dalam menjaga ekosistem perairan antara laut, pantai, dan darat yang membatasi banyak wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi di Indonesia.
Sebagai gambaran, mengutip laporan The World’s Mangrove, sebanyak 677.000 hutan mangrove global telah hilang selama rentang waktu antara tahun 2000 hingga 2020, sehingga memicu risiko kenaikan permukaan air laut hingga terancamnya kesejahteraan nelayan dan masyarakat setempat akibat penurunan kualitas air bersih dan kelangkaan pasokan hasil laut.
Adapun penanaman mangrove di Semarang diharapkan dapat mendukung terwujudnya tujuan 13, 15 dan 17 pada kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) tentang perubahan iklim, degradasi lahan akibat abrasi dan kemitraan untuk mencapai tujuan.