Bisnis Properti Sumbang Rp545 Miliar Terhadap SSIA

Bisnis properti menyumbang sekitar Rp545 miliar terhadap pendapatan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) sepanjang Januari-September 2025/foto: suryainternusa.com

Pendapatan bisnis konstruksi SSIA datang dari anak usaha, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) yang pada sembilan bulan tahun 2024 mengoleksi Rp2,53 triliun.

NRCA mengamankan kontrak baru senilai Rp2,57 triliun per akhir September 2025, turun 17,3 persen dari Rp3,11 triliun pada periode yang sama 2024.

Bacaan Lainnya

Proyek utama yang diperoleh NRCA pada Januari-September 2025 antara lain Holiday Inn Express Bandung, Parking Building & Campus Plaza E Gunadarma Depok, New Plant AHM Deltamas Cikarang Bekasi, dan OMC Building IKK Pindodeli Karawang.

Lalu, Industrial Office Building & Facility of Charoen Pokphand Indonesia Jakarta, Club House Bumi Luhur Kota Baru Parahyangan Padalarang Bandung, Gedung Tower 16 UKRI Bandung, dan Akebono Astra Phase 2 Karawang.

Baca juga: Catat, Jadwal Pembayaran Dividen NRCA

Selain itu, BCMP IKK Pindo Deli Karawang, Keluarga Sehat Coverall Hospital Rembang, Rejuvenation SCP Mall Samarinda, IGD Elisabeth Hospital Semarang, Tempo Tiger Cikarang, Residence Mandarin Oriental Pandawa Denpasar, Ayana Hotel Structure Jimbaran Bali, dan Infrastruktur Subang Smartpolitan.

 

Bisnis Hotel

Sementara itu, unit bisnis perhotelan SSIA menghasilkan pendapatan sebesar Rp351,9 miliar sepanjang Januari-September 2025, turun 57,2 persen dibandingkan Rp 821,4 miliar pada periode yang sama 2024.

Salah satu hotel milik SSIA, yakni Gran Melia Jakarta (GMJ) mencatat tingkat okupansi sebesar 40,2 persen per akhir September 2025, lebih rendah dibandingkan 62,3 persen pada periode sama 2024.

Tarif rata-rata kamar (ARR) GMJ naik menjadi Rp1,32 juta pada akhir September 2025 dari Rp 1,12 juta pada periode sama 2024.

Baca juga: Pendapatan Hotel SSIA Ngerem Sejenak

Kenaikan itu didukung oleh strategi penetapan harga yang dioptimalkan dan posisi segmen premium.

Bisnis hotel SSIA lainya, yaitu Umana Bali, LXR Hotels & Resorts (LXR) mencapai tingkat okupansi 54,1 persen pada sembilan bulan 2025, naik dari 47,2 persen disandingkan periode yang sama 2024.

Peningkatan okupansi itu dipicu oleh permintaan leisure kelas atas yang lebih kuat dan momentum merek.

ARR LXR juga naik, yakni menjadi Rp9,42 juta pada akhir September 2025 dibandingkan Rp9,16 juta pada periode yang sama 2024.

Baca juga: Segmen Properti SSIA Tumbuh Tipis, Jual Lahan Rp78,9 Miliar

Sementara itu, BATIQA Hotels, yang terdiri atas tujuh lokasi, mencatat tingkat okupansi 72,4 persen dan ARR sebesar Rp381.000 pada Januari-September 2025.

Pada periode yang sama 2024, ARR BATIQA Hotels sebesar Rp366.000, sedangkan tingkat okupansi 71,7 persen.

 

(*)

Pos terkait