Site icon Landbank.co.id

Bisnis Hotel Punya Andil dalam Pariwisata Berkelanjutan

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan bahwa bisnis hotel selama ini menjadi tulang punggung utama industri pariwisata Indonesia/foto: archipelago

Jakarta, landbank.co.id– Saat ini, pengembangan dan pertumbuhan industri pariwisata sulit dipisahkan dari roda bisnis hotel.

Bahkan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan bahwa bisnis hotel selama ini menjadi tulang punggung utama industri pariwisata Indonesia.

Selain itu, kualitas akomodasi dan layanan dalam bisnis hotel juga selalu membentuk kesan pertama wisatawan terhadap pariwisata Indonesia.

“Oleh karena itu, peran humas sangat penting. Humas hotel harus mampu membangun narasi positif, tidak hanya terkait produk hotel, tetapi juga mengenai pariwisata Indonesia yang mengedepankan prinsip berkelanjutan,” kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar, Rizki Handayani dalam siaran pers dikutip Rabu, 1 Oktober 2025.

Pernyataan Rizki itu dilontarkan saat membuka H3 Summit 2025 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis, 25 September 2025.

Ketika itu, Kemenpar mengajak Himpunan Humas Hotel (H3) Indonesia untuk turut aktif meningkatkan peran dalam menyebarluaskan informasi seputar pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Baca juga: Menpar Widiyanti Buka-bukaan Soal Okupansi Hotel dan Kunjungan Wisman

Tren pariwisata berkelanjutan kian meningkat seiring kesadaran global terhadap isu lingkungan.

Merujuk pada Nationally Determined Contribution (NDCs), Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca pada 2030 sebesar 31,89 persen dengan usaha sendiri atau 43,2 persen dengan dukungan internasional.

Indonesia juga menargetkan emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060 atau lebih awal, pengelolaan 70 persen limbah pada 2025, serta pengurangan food waste per kapita sebesar 35 persen pada 2030.

Demi mencapai target tersebut, sektor pariwisata semakin banyak menerapkan praktik berkelanjutan, termasuk industri perhotelan.

Hal ini terlihat dari semakin banyak hotel yang mengadopsi prinsip ramah lingkungan, pelestarian alam, dan keterlibatan masyarakat lokal.

Dalam hal ini, humas hotel berperan untuk mengomunikasikan program-program keberlanjutan yang diterapkan industri maupun kebijakan pemerintah kepada masyarakat luas.

Baca juga: Pakuwon Jati Nyodok Bumi Serpong Damai, Nilai ESG Emiten Properti

Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, misalnya, telah memiliki sistem pengelolaan limbah yang terstruktur dan dapat menjadi contoh bagi industri hotel lain. Praktik baik semacam ini perlu disuarakan lebih luas.

Sementara itu, dari sisi pemerintah, Rizki Handayani menjelaskan Kemenpar telah menjalankan berbagai program seperti penanganan food waste dan food loss, implementasi Blue, Green, dan Circular Economy (BGCE) di hotel, pemberian penghargaan Green Hotel, hingga pengembangan rantai pasok hotel yang terkait dengan isu Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk penggunaan sumber daya lokal.

“Peran kami sebenarnya memfasilitasi industri, khususnya hotel, agar bisa bertransformasi ke arah pariwisata yang berkelanjutan. Tahun depan akan ada sejumlah program yang didukung pembiayaan internasional dalam rangka mendorong pariwisata berkelanjutan ini,” ujar Rizki.

Ke depan, Rizki juga menegaskan pihaknya akan memprioritaskan usaha pariwisata yang sudah menerapkan praktik SDGs untuk berpartisipasi dalam pameran-pameran pariwisata.

“Ini penting bagi manajer hotel agar menjadikan ini sebagai bagian dari program, sekaligus dikomunikasikan oleh rekan-rekan humas hotel. Pasar akan melihat hotel-hotel yang telah memenuhi kriteriagreen hotel atau aspek-aspek SDGs, dan itulah yang akan dipilih,” papar dia.

Menurut Rizki, humas hotel juga berperan strategis dalam mengangkat isu terkait wisata gastronomi sebagai salah satu program utama Kemenpar.

Baca juga: Operator Hotel Dukung Produk UMKM Lokal

Humas, kata Rizki, dapat turut mempromosikan gastronomi sebagai bagian dari pengalaman wisata dengan menyajikan masakan autentik Indonesia dan menjadikan restoran hotel sebagai destinasi utama wisatawan untuk mencicipi kuliner lokal.

“Kita ingin agar pariwisata Indonesia kembali bangkit. Sebelumnya, pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia. Namun, kita ingin membangunnya sebagai pariwisata yang berkualitas, bermanfaat, dan menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Rizki.

 

Kelestarian Lingkungan

Sementara itu, Ketua  Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, mengatakan, pariwisata kini tidak bisa dipisahkan dari isu keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.

“Dengan melaksanakan hal ini secara konsisten, kita dapat melakukan efisiensi energi, memperkuat ketahanan industri, dan mencegah kerusakan lingkungan. Wisatawan saat ini juga sangat peduli terhadap isu-isu lingkungan,” katanya.

Baca juga: Jakarta Bakal Dapat Tambahan 1.403 Kamar Hotel

Hariyadi, yang juga Presiden Direktur PT Hotel Sahid Jaya International, berbagi contoh praktik berkelanjutan yang sudah diterapkan seperti pemurnian air, daur ulang pakaian, dan pengomposan sampah organik.

Dia juga menekankan pentingnya transparansi, etika bisnis yang adil, kepatuhan pada peraturan, dan tata kelola yang baik sebagai bagian dari implementasi hotel berkelanjutan.

“Pada akhirnya, ini memerlukan komitmen dan integritas untuk menerapkan konsep hotel berkelanjutan. Kita harus melangkah, bertindak, dan menjadi bagian dari keberlanjutan. Tentunya dengan kolaborasi dan komunikasi. Dan tugas H3 adalah mengomunikasikan semua isu yang terkait dengan tourism sustainability,” kata Hariyadi.

Ketua Umum H3, Yulia Maria, menambahkan, melalui H3 Summit 2025 yang mengusung tema How Sustainability in Tourism Will Improve Your Hotel Business & Reputation, pihaknya ingin menjadikan ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) sebagai program berkelanjutan untuk memajukan pariwisata Indonesia.

Baca juga: Perhatikan Langkah-langkah Ini untuk Mendukung Net Zero Building

“Kami, sebagai tenaga humas perhotelan Indonesia, siap menjadi tulang punggung dalam mengomunikasikan narasi yang baik demi keberlanjutan pariwisata Indonesia,” tutur Yulia.

 

(*)

Exit mobile version