“Peran kami sebenarnya memfasilitasi industri, khususnya hotel, agar bisa bertransformasi ke arah pariwisata yang berkelanjutan. Tahun depan akan ada sejumlah program yang didukung pembiayaan internasional dalam rangka mendorong pariwisata berkelanjutan ini,” ujar Rizki.
Ke depan, Rizki juga menegaskan pihaknya akan memprioritaskan usaha pariwisata yang sudah menerapkan praktik SDGs untuk berpartisipasi dalam pameran-pameran pariwisata.
“Ini penting bagi manajer hotel agar menjadikan ini sebagai bagian dari program, sekaligus dikomunikasikan oleh rekan-rekan humas hotel. Pasar akan melihat hotel-hotel yang telah memenuhi kriteriagreen hotel atau aspek-aspek SDGs, dan itulah yang akan dipilih,” papar dia.
Menurut Rizki, humas hotel juga berperan strategis dalam mengangkat isu terkait wisata gastronomi sebagai salah satu program utama Kemenpar.
Baca juga: Operator Hotel Dukung Produk UMKM Lokal
Humas, kata Rizki, dapat turut mempromosikan gastronomi sebagai bagian dari pengalaman wisata dengan menyajikan masakan autentik Indonesia dan menjadikan restoran hotel sebagai destinasi utama wisatawan untuk mencicipi kuliner lokal.
“Kita ingin agar pariwisata Indonesia kembali bangkit. Sebelumnya, pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia. Namun, kita ingin membangunnya sebagai pariwisata yang berkualitas, bermanfaat, dan menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Rizki.
Kelestarian Lingkungan
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, mengatakan, pariwisata kini tidak bisa dipisahkan dari isu keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.
“Dengan melaksanakan hal ini secara konsisten, kita dapat melakukan efisiensi energi, memperkuat ketahanan industri, dan mencegah kerusakan lingkungan. Wisatawan saat ini juga sangat peduli terhadap isu-isu lingkungan,” katanya.
Baca juga: Jakarta Bakal Dapat Tambahan 1.403 Kamar Hotel
Hariyadi, yang juga Presiden Direktur PT Hotel Sahid Jaya International, berbagi contoh praktik berkelanjutan yang sudah diterapkan seperti pemurnian air, daur ulang pakaian, dan pengomposan sampah organik.
Dia juga menekankan pentingnya transparansi, etika bisnis yang adil, kepatuhan pada peraturan, dan tata kelola yang baik sebagai bagian dari implementasi hotel berkelanjutan.
“Pada akhirnya, ini memerlukan komitmen dan integritas untuk menerapkan konsep hotel berkelanjutan. Kita harus melangkah, bertindak, dan menjadi bagian dari keberlanjutan. Tentunya dengan kolaborasi dan komunikasi. Dan tugas H3 adalah mengomunikasikan semua isu yang terkait dengan tourism sustainability,” kata Hariyadi.
Ketua Umum H3, Yulia Maria, menambahkan, melalui H3 Summit 2025 yang mengusung tema How Sustainability in Tourism Will Improve Your Hotel Business & Reputation, pihaknya ingin menjadikan ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) sebagai program berkelanjutan untuk memajukan pariwisata Indonesia.
Baca juga: Perhatikan Langkah-langkah Ini untuk Mendukung Net Zero Building
“Kami, sebagai tenaga humas perhotelan Indonesia, siap menjadi tulang punggung dalam mengomunikasikan narasi yang baik demi keberlanjutan pariwisata Indonesia,” tutur Yulia.
(*)