Bisnis Hotel Asia Pasifik Kian Membaik

Bisnis hotel di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, dinilai kian membaik pada 2025 setelah terlihat stabil setahun sebelumnya/foto: landbank.co.id

“Pemulihan cepat beberapa tahun terakhir telah matang menjadi kecepatan yang lebih terukur, dengan fokus pada pembangunan nilai jangka panjang. Ketika pasar berkinerja tinggi mulai stabil, narasinya berubah dari pemulihan menjadi norma baru,” kata Govinda Singh, direktur eksekutif Colliers, Pasar Modal APAC, Hotel & Perhotelan, dan Layanan Konsultasi.

Dia menerangkan, kinerja hotel di seluruh Asia Pasifik tetap tangguh pada kuartal pertama tahun 2025, mendukung aktivitas transaksi yang sedang berlangsung.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, volume transaksi Asia Pasifik turun 19 persen pada tiga bulan pertama 2025, dengan imbal hasil naik menjadi 5,4 persen pada kuartal pertama tahun ini, modal terus menargetkan pasar dengan likuiditas tinggi.

Menurut laporan Colliers, kuartal pertama secara tradisional merupakan periode yang lambat untuk transaksi, dan mengingat ketidakpastian geopolitik, tidak mengherankan jika banyak yang mengambil pendekatan hati-hati, wait and see. Namun, ketika kondisi pasar stabil dan keharusan untuk menggunakan modal meningkat, peningkatan aktivitas diantisipasi seiring berjalannya waktu.

Pasar hotel yang paling banyak ditransaksikan selama periode ini adalah Jepang, Korea Selatan, dan Australia, dengan Singapura menonjol sebagai tujuan utama untuk investasi kekayaan antargenerasi dan India serta Asia Tenggara muncul sebagai mesin permintaan utama.

“Dengan harga yang tetap kuat, investor beralih dari kompresi tingkat kapitalisasi dan menuju strategi nilai tambah yang berfokus pada arus kas dan pertumbuhan pendapatan untuk mendorong pengembalian,” dilansir laporan Colliers.

Baca juga: Tiga Hotel Berbintang Siap-siap Masuk Jakarta

Kinerja hotel tetap tangguh, dengan peningkatan Pendapatan per Kamar yang Tersedia (RevPAR), yang terutama didorong oleh pertumbuhan ADR.

RevPAR di seluruh APAC naik 2,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan 0,4 persen yang sederhana antara tahun 2023 dan 2024.

Kenaikan ini terutama didorong oleh tingkat hunian yang lebih tinggi, yang mencerminkan permintaan yang lebih kuat dan kondisi pasar yang membaik.

 

(*)

Pos terkait