Dirinya mengaku memiliki proyek perumahan subsidi di Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan.
“Ya Alhamdulillah saya bisa bangun rumah subsidi di Banyu Asin, Palembang. Subsidi semua Pak,” ujar dia.
Sementara itu, dalam pertemuan kali ini para perempuan pengembang juga menyampaikan pesan bahwa banyak infrastruktur penunjang di kawasan perumahan subsidi, misalnya akses jalan yang rusak dan belum memadai karena lokasinya di pinggiran kota.
Selain itu, juga ada sejumlah informasi yang disampaikan seperti adanya BPHTB dan PBG yang masih bersyarat dan belum sepenuhnya dilaksanakan di daerah.
Perempuan pengembang juga menyebutkan soal banyak lokasi rumah subsidi yang terletak di pinggiran kota, tapi akses jalannya rusak.
Mereka berharap Menteri PKP bisa menindaklanjutinya atau meminta pemerintah daerah (pemda) untuk memperbaiki jalan.
Baca juga: Begini Perhatian KPR BTN Terhadap Milenial dan Perempuan
Mereka berharap program rumah subsidi Presiden Prabowo Subianto berjalan maksimal dan benar-benar dirasakan masyarakat.
Kuota Naik
Sementara itu, target pembangunan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada 2025 ditingkatkan menjadi 350 ribu unit.
Pembiayaan rumah subsidi itu mengusung skema kredit pemilikan rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP).
Sumber dana rumah subsidi berskema KPR FLPP tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.
Baca juga: Dukung Program Tiga Juta Rumah, Nusron: Tidak Boleh di Atas Sawah
“Total target Pembangunan rumah untuk MBR tahun 2025 dinaikkan dari 220 ribu unit rumah menjadi 350 ribu unit rumah,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Pengumuman Hasil Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III di Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.
Dia menambahkan, peningkatan target itu dilakukan untuk mempercepat pencapaian tiga juta rumah.
“Juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Menkeu Sri Mulyani.
(*)