Jakarta, landbank.co.id- Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim menyebutkan bahwa secara umum tahun 2024, rata-rata tingkat hunian (okupansi) untuk perkantoran di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta.
Okupansi ruang perkantoran di CBD Jakarta stabil di angka 70 persen pada 2024.
“Namun, tercatat bahwa tingkat hunian gedung Grade Premium mengalami peningkatan akibat tren flight-to-quality atau perpindahan menuju gedung yang lebih baru atau dengan kualitas yang lebih baik,” papar dia dalam keterangan tertulis yang dilihat landbank.co.id, Senin, 10 Februari 2025.
Dia menerangkan, penyerapan ruang perkantoran Grade A di CBD Jakarta secara tahunan terpantau meningkat sekitar 17 persen dibandingkan tahun 2023.
Baca juga: Okupansi Perkantoran Grade A Paling Moncer
“Di daerah non-CBD, rata-rata tingkat hunian juga masih stabil di angka 71 persen di akhir tahun 2024,” tutur Yunus Karim.
Sementara itu, Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia, Angela Wibawa, mengatakan, permintaan terhadap ruang perkantoran terpantau meningkat pada 2024.
Peningkatan itu terutama untuk ruang yang berkualitas lebih tinggi dan berada di kawasan CBD Jakarta.
Baca juga: Nasib Gedung Perkantoran Pemerintah Usai Ibu Kota Pindah
“Kami juga mengamati bahwa tren yang terjadi menunjukkan beberapa perusahaan lebih mencari ruang perkantoran yang siap digunakan dengan harga yang tetap terjangkau,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang sama.
Dia menambahkan, berdasarkan transaksi pasar yang dilakukan oleh pihaknya sepanjang tahun 2024, ruang di bawah seribu meter persegi amat mendominasi, dengan porsi sekitar 85 persen.
Secara umum, tambah dia, harga sewa untuk gedung Grade A (termasuk Premium) di kawasan CBD Jakarta mengalami kenaikan sebesar 1 persen pada triwulan keempat 2024, melanjutkan tren positif dari triwulan sebelumnya.
“Meskipun tetap mengalami tekanan sepanjang tahun 2024 sebesar minus 1,1 persen,” tutur dia.
Baca juga: Begini Tren Harga Rumah di Jakarta Selatan Tahun 2025
Angela Wibawa menerangkan, sektor yang terpantau cukup aktif pada 2024 adalah teknologi, sumber daya alam dan manufaktur.
“Selain itu, kami mengamati bahwa masih ada perusahaan yang menerapkan strategi penghematan biaya, sementara beberapa perusahaan sudah mulai kembali menerapkan kebijakan 100 persen kembali ke kantor sehingga ada peningkatan permintaan untuk ruang perkantoran,” papar dia.
(*)