Site icon Landbank.co.id

Berbekal 354 Outlet, PRDA Raup Rp2,25 Triliun

Kontributor terbesar pendapatan PRDA pada 2024 berasal dari segmen pelanggan B2C, dengan kontribusi sebesar 58 persen dari total pendapatan/foto: prodia.co.id

Jakarta, landbank.co.id– PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) meraup pendapatan Rp2,25 triliun pada 2024. Ketika itu, PRDA punya 354 outlet di seluruh Indonesia.

Pendapatan PRDA itu tumbuh 4 persen bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang sekitar Rp2,22 triliun.

Kontributor terbesar pendapatan PRDA pada 2024 berasal dari segmen pelanggan B2C, dengan kontribusi sebesar 58 persen dari total pendapatan.

Buah dari peningkatan pendapatan antara lain mendorong laba bersih PRDA naik Rp259,87 miliar menjadi Rp270,19 miliar.

“Capaian ini mencerminkan komitmen kami dalam mengelola operasional secara efisien dan mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan,” ujar Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi dikutip Sabtu, 15 Maret 2025.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Ajak Warga Ikut Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Memasuki tahun 2025, PRDA menyiapkan strategi untuk menggenjot kinerja keuangan.

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, mengatakan, sejumlah strategi bisnis unggulan sudah dipersiapkan dan akan diimplementasikan secara bertahap untuk menggenjot pertumbuhan pendapatan dan laba tahun2025.

“Perseroan akan mengoptimalkan perolehan dari jumlah tes-tes yang bersifat esoterik, pada 2025 kami tingkatkan target menjadi 14 tes baru setiap tahunnya, utilisasi layanan klinik, memperbanyak POCs(Point of Collection), memperbanyak kerja sama dengan rumah sakit, asuransi, serta mengoptimalkan jejaringlayanan pelanggan baik untuk B2C dan B2B secara intensif,” ujar dia.

Untuk menguatkan posisi sebagai market leader di industri laboratorium diagnostik di Indonesia, tambahnya, PRDA berupaya meningkatkan jangkauan layanan sebagai pusat rujukan di Asia Tenggara (SEA Referral Laboratory).

Selain strategi utama tersebut, kinerja positif Perseroan juga didukung dari kontribusi positif dari PT Prodia Diagnostic Line (Proline), yang sahamnya telah diakuisisi Perseroan pada Juni tahun lalu.

Kontribusi Proline diharapkan semakin memperkuat kinerja Perseroan, terutama dalam menjawab kebutuhan alat kesehatan di Indonesia seiring dengan berbagai program pemerintah terhadap alat kesehatan berbasis Tingkat KomponenDalam Negeri (TKDN) pada tahun 2025.

Baca juga: Jarak Aman Serukan Perjalanan Mudik Lebaran 2025 Rendah Risiko

Ke depan, kata Liana, pihaknya terus fokus pada strategi bisnis yang telah disiapkan untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ini.

“Dengan pendekatan yang disiplin dan adaptif, kami optimistis dapat menjaga keuangan perusahaan yang sehat dalam jangka panjang,” tutur Liana.

Hingga akhir 2024, Prodia terus memperluas jangkauan layanan dengan total 354 outlet yang tersebar di 80 kota di 34 provinsi Indonesia.

Selain ekspansi jaringan, Perseroan terus mengalokasikan belanja modal (capex) untuk mendukung pertumbuhan bisnis, termasuk ekspansi outlet, rehabilitasi dan renovasi bangunan, keperluan relokasi, serta pengembangan operasional IT pada operasional Perseroan.

Prodia dalam memperkuat perannya sebagai Center of Excellence laboratorium diagnostik, terus melakukan berbagai edukasi kesehatan, kolaborasi dengan institusi pendidikan dan badan riset, serta distribusi informasi melalui kanal digital.

Selain itu, ekspansi digital terus didorong melalui pengembangan aplikasi U by Prodia, yangmenyediakan fitur pemesanan pemeriksaan laboratorium, Health Plan, dan Chronic Disease Management, guna memberikan layanan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.

 

(*)

Exit mobile version