Jakarta, landbank.co.id– Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap penyaluran kredit pemilikan rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) di Sulawesi Selatan.
Dari hasil pantauan langsung ke enam proyek rumah subsidi yang mendapat KPR FLPP ditemukan sejumlah fakta.
Misal, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan hasil evaluasi penyaluran KPR FLPP menunjukkan bahwa dari total 39 rumah yang dipantau terkait keterhunian, seluruhnya atau 100 persen telah dihuni sesuai ketentuan yang berlaku.
Namun, mengutip laman BP Tapera, dari 10 rumah yang dipantau terkait kesiapan huni pascaakad, hanya dua rumah yang dinyatakan siap huni, menunjukkan masih perlunya peningkatan dari sisi kesiapan unit oleh pihak pengembang.
Lalu, temuan lain, kata Muhammad Nauval Al – Ammari, direktur Operasi Pemanfaatan BP Tapera, ada perumahan FLPP yang berkomitmen menyediakan fasilitas ibadah.
Dia memberi apresiasi kepada developer Perumahan Green Nurhidayat Bontomajannang, Darwis Daeng Nai yang telah membuktikan komitmen untuk membangun masjid di Perumahan FLPP. Total sudah sembilan masjid yang terbangun, sedangkan masjid ke-10 sedang dalam proses pembangunan.
Baca juga: Rekam Jejak KPR FLPP 10 Tahun Terakhir
“Kita melihat secara nyata bahwa banyak Perumahan FLPP yang telah dilengkapi dengan fasilitas ibadah yang sangat memadai,” ujar Nauval dilansir laman BP Tapera.
Selain itu, temuan lainnya, jelas Nauval, pengembang Perumahan Tambora Land 3 di Kabupaten Gowa memerlihatkan pendekatan terintegrasi antara hunian dan pendidikan.
Di dalam kompleks perumahan FLPP tersebut, telah dibangun fasilitas pendidikan lengkap mulai dari taman bermain, TK, SD, SMP, sampai SMA, lengkap dengan fasilitas boarding school dan saung-saung bagi Siswa-Siswi untuk bisa belajar dan menghafal Al – Qur’an. Semua berada dalam satu kawasan Perumahan FLPP tersebut.
“Ini wujud nyata integrasi Perumahan FLPP dan Fasilitas Pendidikan yang luar biasa,” tutur Nauval.
Anggota Komite BP Tapera, Eko D Heripoerwanto menambahkan, pihaknya berharap hal-hal itu dapat menginspirasi pengembang lainnya.
Baca juga: Daftar 10 Kota Terbesar Penyerap KPR FLPP 2025
“Harapannya, inisiatif serupa dapat menjadi inspirasi bagi pengembang lain dalam menjalankan program FLPP kedepan,” tutur Eko Heripoerwanto.
BP Tapera mengaku bahwa kegiatan monev menunjukkan bahwa FLPP bukan hanya tentang membangun rumah, tetapi juga membangun kehidupan yang lebih bermartabat lebih terintegrasi, lebih banyak memberikan manfaat lebih bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dalam kegiatan monev sepanjang 18 dan 19 Juni 2025, BP Tapera mengunjungi enam proyek perumahan yang masing-masing terdiri atas tiga di Kabupaten Maros dan tiga di Kabupaten Gowa.
Di Kabupaten Maros, tiga proyek yang disambangi adalah Perumahan Ghania Park yang dikembangkan oleh PT Alghani Berkah Abadi anggota Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).
Lalu, dua proyek anggota Realestat Indonesia (REI), yakni Perumahan Griya Togika Mandai besutan PT Togika Graha Bakti dan Perumahan Rachita Garden milik PT Rachita.
Tiga lokasi perumahan yang menjadi titik kunjungan dalam monev di Kabuapten Gowa mencakup Maharani Residence yang dikembangkan oleh anggota REI, yakni PT Cantika Maharani.
Lalu, dua proyek anggota Apersi, yaitu Green Nurhidayat Bontomajannang (PT Hidayat Anugrah Pratama) dan Tambora Land 3 (PT Wira Hadi Jayadi).
Sementara itu, Sulawesi Selatan merupakan provinsi ketiga terbesar yang menyerap penyaluran KPR FLPP tahun 2024.
Baca juga: BP Tapera Beberkan Pemicu Lonjakan KPR FLPP
Mengutip data BP Tapera, nilai KPR FLPP di Sulawesi Selatan mencapai sekitar Rp1,75 triliun atau setara dengan untuk pembiayaan 14.182 rumah subsidi.
Porsi Sulawesi Selatan setara dengan 7,08 persen terhadap total unit, sedangkan dari sisi nilai porsinya 7,13 persen.
(*)