Jakarta, landbank.co.id– Penguatan segmen bisnis real estat PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tahun 2024 terlihat berlanjut pada tiga bulan pertama 2025.
Pada 2024, segmen real estat PT Lippo Karawaci Tbk membukukan pertumbuhan yang kuat yang ditandai dengan peningkatan pendapatan dan laba kotor masing-masing sebesar 15 persen dan 2 persen, menjadi Rp5,05 triliun dan Rp1,94 triliun.
“Momentum positif ini berkontribusi terhadap peningkatan margin EBITDA sebesar 22 persen,” dilansir Annual Report PT Lippo Karawaci Tbk Tahun 2024 dikutip Selasa, 10 Juni 2025.
Selain itu, pendapatan dari prapenjualan tercatat 12 persen di atas target dalam setahun dan meningkat 17 persen dibandingkan dengan tahun 2023.
“Pencapaian ini mengindikasikan permintaan pasar yang kuat terhadap produk real estat kami,” papar manajemen emiten berkodesaham LPKR ini.
Produk XYZ Series dan produk hunian lainnya berperan dalam mendorong pencapaian ini dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perolehan prapenjualan yang mencapai Rp6,01 triliun, meningkat dibandingkan perolehan tahun 2023 yang mencapai Rp5,12 triliun.
Baca juga: Penyumbang Terbesar Prapenjualan Lippo Karawaci dari Proyek Perumahan
Pendapatan prapenjualan LPKR sebagian besar diatribusikan oleh penjualan berbagai proyek hunian yang diperuntukkan bagi konsumen pemilik rumah baru, termasuk produk XYZ Livin, Q Livin at Park Serpong, Cendana Livin, dan Zen Series.
Sementara itu, penjualan rumah toko (ruko) yang mengalami peningkatan sebesar 16 persen dibandingkan tahun 2023 didorong oleh berbagai faktor, seperti meningkatnya permohonan dari usaha-usaha kecil, pemilik bisnis dan pengembangan strategis kawasan komersial baru dengan potensi pertumbuhan tinggi yang menawarkan nilai masa depan yang kuat serta visibilitas bagi pemilik bisnis.
Dari sudut pandang geografis, Lippo Village berkontribusi sebesar 69 persen dari total pendapatan prapenjualan, diikuti oleh Lippo Cikarang sebesar 27 persen, dan San Diego Hills yang mencapai 3,4 persen.
Lippo Karawaci terus menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa proses serah terima proyek hunian dilakukan secara tepat waktu.
Pada 2024, Perseroan memulai proses serah terima proyek Park Serpong fase pertama, enam bulan lebih awal dari yang dijadwalkan.
Selain itu, 100 persen proses serah terima produk hunian Holland Village Jakarta, Embarcadero Bintaro, Kemang Village, dan St. Moritz, Hillcrest & Fairview Karawaci dilakukan secara tepat waktu.
Baca juga: Ini yang Bikin Laba Bersih LPKR Tembus Rp18,7 Triliun
Sepanjang tahun 2024, sebanyak 69 persen pembayaran prapenjualan produk hunian Perseroan dilakukan menggunakan skema kredit pemilikan rumah (KPR).
Adapun 17 persen lainnya dilakukan melalu skema cicilan dan 14 persen melalui tunai.
Penguatan itu berlanjut. Sepanjang Januari-Maret 2025, pendapatan Lippo Karawaci dari produk properti rumah hunian dan rumah toko melonjak sekitar 44 persen, yakni dari Rp667,25 miliar menjadi Rp963,04 miliar.
Segmen rumah hunian dan rumah toko tercatat menjadi kontributor utama pendapatan LPKR pada periode triwulan pertama 2025, yakni sekitar 47 persen.
Lonjakan lebih besar terjadi di segmen apartemen yang merupakan sekaligus penyumbang kedua terbesar pendapatan LPKR.
Per akhir Maret 2025, pendapatan Lippo Karawaci dari apartemen tercatat sebesar Rp352,05 miliar, melejit 878 persen bila disandingkan dengan periode sama 2024 yang baru senilai Rp35,93 miliar.
Dalam rentang tiga bulan pertama 2025, sumbangan apartemen menyentuh sekitar 17 persen terhadap total pendapatan Lippo Karawaci.
Strategi 2025
“Kami memulai tahun 2025 dengan positif, didukung oleh eksekusi yang terfokus, ketahanan operasional, dan disiplin finansial yang kuat,” jelas John Riady, Group CEO Lippo Indonesia.
Dia menerangkan, strategi yang digulirkan pihaknya dalam menyediakan hunian terjangkau terus mendapatkan respons positif dari konsumen akhir, sementara upaya pengurangan utang mulai menunjukkan hasil nyata melalui penurunan biaya bunga.
Baca juga: Ketemu Menteri PKP Soal Meikarta, Bos Lippo Bilang Begini
“Kami tetap berkomitmen untuk memperluas akses terhadap hunian berkualitas bagi lebih banyak masyarakat Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan,” kata John Riady.
Manajemen LPKR menyebutkan bahwa sektor real estat di Indonesia memiliki tantangan dan peluang pada tahun 2025.
Tingginya harga tanah, kenaikan suku bunga, dan kompleksitas peraturan merupakan tantangan utama yang harus dihadapi oleh para pengembang.
Akan tetapi, peluang yang ada di segmen residensial, industri, dan komersial, didorong oleh urbanisasi, pertumbuhan penduduk, dan investasi asing.
Lippo Karawaci akan terus menerapkan strategi yang inovatif dan agile dalam menangkap peluang yang lebih luas di pasar.
Strategi ini mencakup ekspansi ke wilayah yang lebih beragam secara geografis di Indonesia dan membina kemitraan dengan para pengembang.
Baca juga: LPKR Membalikkan Keadaan
“Kami juga terus berkomitmen untuk menawarkan produk yang lebih inovatif, dengan penyelesaian yang tepat waktu, untuk memastikan pelanggan mendapatkan layanan terbaik,” kata manajemen LPKR.
Per akhir Maret 2025, pemegang saham Lippo Karawaci mencakup PT Inti Anugerah Pratama sebesar 25,63 persen, Sierra Incorporated 15,89 persen, dan PT Primantara Utama Sejahtera 10,40 persen.
Lalu, DBS Bank Ltd SG-PB Client sebesar 5,17 persen, Dominique Dion Leswara (direktur LPKR) 0,11 persen, Surya Tatang (direktur LPKR) 0,08 persen, Marshal Martinus Tissadharma (direktur LPKR) 0,00 persen, dan publik 42,72 persen.
(*)