Jakarta, landbank.co.id- Prapenjualan (marketing sales) PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) terus bertumbuh sepanjang lima tahun terakhir.
Emiten properti berkode saham BSDE ini bahkan mematok target marketing sales Rp10 triliun pada 2025. Sebuah angka tertinggi dalam rentang 2021-2025. (lihat halaman 2)
“Target marketing sales kami tahun 2025 sebesar Rp10 triliun. Kami konservatif soal target, terpenting dapat tercapai,” ujar Hermawan Wijaya, direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk dalam Sinar Mas Land Property Outlook 2025 yang bertema Real Estate Resilience in The Age of Dynamic Markets, di Digital Experience Center, Green Office Park (GOP), BSD City, Tangerang, Banten, Kamis, 6 Maret 2025.
Hermawan mencontohkan, pada 2024, pihaknya mematok target marketing sales Rp9,50 triliun, namun realisasinya Rp9,71 triliun.
Baca juga: Setelah Dibeli BSDE, Begini Susunan Manajemen SMDM
“Kami tidak pernah merevisi target, baik revisi naik ataupun turun,” kata dia.
Untuk tahun 2025, jelasnya, dari target Rp10 triliun, mayoritas diharapkan datang dari segmen residensial rumah tapak, yakni Rp5,1 triliun. Lalu, dari segmen komersial Rp3,4 triliun dan penjualan lahan ke joint venture sekitar Rp1,5 triliun.
Khusus segmen residensial, target tahun 2025 lebih kecil dibandingkan realisasi tahun 2024 yang senilai Rp5,39 triliun.
“Target residensial lebih rendah, tapi kami harapkan target tercapai lebih,” ujar Hermawan.
Hal serupa, yakni realisasi lebih besar dari target terjadi di marketing sales residensial tahun 2024.
Ketika itu, target marketing sales pemilik township BSD City ini sebesar Rp5,05 triliun, namun realisasinya Rp5,39 triliun.
Baca juga: BSDE Rogoh Kocek Rp610,75 Miliar buat Bayar Obligasi
Segmen residensial masih menjadi otot marketing sales BSDE sepanjang lima tahun terakhir. Rata-rata, dalam rentang 2021-2025, bercokol di atas Rp5 triliun.
Menurut Ferry Salanto, head of Research Colliers Indonesia, sektor residensial rumah tapak (landed house) tengah dalam siklus recovery menuju booming.
“Landed house dalam siklus recovery, sudah bergerak. Bahkan, pengembang asing juga melirik segmen ini,” tutur Ferry dalam kesempatan yang sama.
Dia menjelaskan, segmen harga terjangkau di rumah tapak adalah yang dibanderol di bawah Rp2 miliar per unit.
“Unit dengan harga di bawah Rp2 miliar didukung oleh pembebasan PPN, menjadikannya pasar yang menarik bagi pembeli yang sensitif terhadap harga,” ujar Ferry.