Jakarta, landbank.co.id– PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) terus mendukung pembangunan rumah subsidi lewat penyaluran kredit pemilikan rumah berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP).
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Anggoro Eko Cahyo, menyatakan bahwa komitmen penuh emiten berkode saham BRIS ini dalam mendukung program pemerintah dalam membangun rumah subsidi sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan ekonomi syariah.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk, dilansir laman Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), juga mengaku siap memperluas kolaborasi dengan berbagai lembaga dan terus mengembangkan jaringan mitra developer yang berkualitas demi kelancaran program KPR Sejahtera FLPP.
Pada 2024, BSI menyalurkan KPR FLPP senilai Rp359,93 miliar atau setara untuk pembiayaan 2.981 rumah subsidi.
Mengutip data BP Tapera, penyaluran KPR FLPP tersebut melibatkan 192 pengembang, sedangkan rumah subsidi yang dibiayai tersebar di 256 perumahan 23 kabupaten/kota di 2 provinsi.
Sebaliknya, tahun 2023, BSI menyalurkan KPR FLPP senilai Rp481,70 miliar untuk 4.360 rumah subsidi dengan melibatkan 408 pengembang dan 608 perumahan. Rumah subsidi itu tersebar di 120 kabupaten/kota di 23 provinsi.
Baca juga: Dana Kuota FLPP 350 Ribu Unit Sudah Tersedia
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait didampingi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho, dan Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Anggoro Eko Cahyo melakukan serah terima kunci kepada 32 orang penerima BSI KPR Sejahtera di Jakarta, Minggu, 29 Juni 2025.
“BSI saya nilai kinerjanya sangat baik. Sebelumnya targetnya saya minta 20 orang untuk serah terima kunci, tapi hari ini jadinya meningkat 32 orang. Ini luar biasa, mudah-mudahan nanti saham BSI naik besok ya, luar biasa,” kata Menteri Ara.
Dia juga menegaskan bahwa KPR subsidi FLPP menjadi program andalan dalam pembangunan dan renovasi tiga juta rumah sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami ditugaskan membangun dan merenovasi tiga juta rumah dalam setahun. Program andalan kami itu yang paling penting adalah rumah subsidi, kemudian BSPS untuk renovasi rumah,” tutur Menteri PKP.
Baca juga: Bank Himbara Rajai Penyaluran KPR FLPP Kuartal I/2025
Dalam waktu yang sama, Menteri PKP juga menyaksikan penandatanganan MoU terkait penyaluran KPR FLPP antara BSI, BPS, dan BP Tapera.
BPS melaporkan bahwa pihaknya telah menerima alokasi sekitar 1.000 rumah dari Kementerian PKP. Dalam prosesnya, BSI akan menjadi mitra utama BPS dalam penyaringan pengembang dan penyampaian informasi kepada pegawai BPS di seluruh daerah.
“Teman-teman BSI sudah janji untuk mengkurasi developer-developer yang baik, dan berkolaborasi dengan kantor-kantor BPS di daerah,” terang Amalia.
Kuota FLPP
Sementara itu, Menteri PKP menyebutkan, dengan bertambahnya alokasi rumah subsidi atau kuota FLPP juga akan mendorong banyak sektor ekonomi lain yang bergerak.
“Dengan kebijakan dari Bank Indonesia, kita bisa menaikkan jadi 350 ribu tahun ini. Satu rumah subsidi itu yang kerja minimal 5 orang. Berarti kalau 5 x 350 ribu, sudah ada yang bekerja itu, sekitar 1.650.000 orang. Belum industri yang terkait lainnya lebih banyak lagi,” kata dia.
Baca juga: Mengintip Penyaluran KPR FLPP Bank Syariah Indonesia
Amalia mengapreasiasi kolaborasi lintas lembaga dalam penyaluran pembiayaan rumah subsidi.
“Bapak Ibu yang saya hormati, tentunya BPS merasa senang dan bahagia selalu bisa mendampingi dalam acara ini, yaitu penyediaan perumahan layak huni berbasis data,” ujarnya.
Amalia menekankan bahwa data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSN) yang disusun oleh BPS menjadi basis utama penyaluran program FLPP.
“Data yang digunakan dalam penyaluran program FLPP ini berdasarkan data tunggal sosial ekonomi nasional yang dimiliki BPS dan dimanfaatkan secara luas, termasuk oleh Kementerian PKP dan BP Tapera,” jelas Amalia.
Sementara itu, Heru Pudyo Nugroho menyampaikan bahwa program KPR Sejahtera FLPP tahun 2025 mengalami peningkatan kuota yang signifikan.
Heru mengatakan, hingga 29 Juni 2025, BP Tapera telah menyalurkan lebih dari 117.000 unit KPR Sejahtera FLPP dari target 350.000 unit tahun ini.
Baca juga: Rekam Jejak KPR FLPP 10 Tahun Terakhir
“Tahun ini untuk pertama kali dalam sejarah meningkat luar biasa menjadi 350 ribu kuota. Ini bentuk komitmen kuat mendukung program 3 juta rumah dari Presiden dan Menteri PKP,” kata Heru.
(*)