Jakarta, landbank.co.id – Pemerintah menegaskan bahwa daerah harus mendapatkan manfaat ekonomi terbesar dari kegiatan hilirisasi dan pertambangan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, keadilan ekonomi bagi daerah merupakan bagian penting dalam strategi transformasi industri nasional.
Dalam forum Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 yang digelar oleh Lemhannas, Selasa, 24 Juni 2025, Bahlil menekankan pentingnya kolaborasi antara investor, pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha lokal, hingga UMKM dalam proyek-proyek hilirisasi.
“Hilirisasi ke depan harus berkeadilan. Nilai tambah ekonomi harus dirasakan oleh masyarakat daerah. Jangan semua dibawa ke Jakarta atau dikuasai investor. Inilah wujud sila kelima Pancasila,” ujar Bahlil dikutip dari Antara Rabu, 25 Juni 2025.
Sebagai contoh konkret, Menteri Bahlil menyoroti daerah seperti Maluku Utara dan Sulawesi Tengah yang mengalami lonjakan pertumbuhan ekonomi hingga 20 persen, berkat keberhasilan hilirisasi sektor tambang.
Ia menyampaikan bahwa angka tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berkisar di 6 persen.
Menurutnya, penguatan sektor hilir akan menjadi fondasi transformasi ekonomi dari dominasi sektor jasa ke industri, menuju visi Indonesia sebagai negara dengan 10 besar PDB dunia di tahun 2045.
Bahlil juga menggarisbawahi pentingnya hilirisasi pascatambang sebagai strategi menjaga keberlangsungan ekonomi daerah.
Pemerintah kini tengah menyusun peta jalan pascatambang, di mana perusahaan tambang didorong untuk masuk ke sektor unggulan lain seperti perkebunan atau perikanan usai tambang selesai beroperasi.
“Jangan setelah tambang selesai, ekonomi daerah ikut mati. Harus ada transisi ke sektor lain yang menjaga roda ekonomi tetap berputar,” tegasnya.
Komitmen pemerintah dalam memberi porsi besar bagi pengusaha lokal telah ditegaskan dalam UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang perubahan UU Minerba.
Regulasi ini memberikan ruang bagi pelaku usaha di daerah untuk berpartisipasi aktif, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Bahlil optimistis, jika strategi ini dijalankan konsisten, Indonesia akan mampu menghadapi ketidakpastian geopolitik global, memperkuat kemandirian energi, dan menjaga kedaulatan ekonomi nasional.
(*)