Jakarta, landbank.co.id– Artotel Group menambah jaringan hotel di kawasan sentra bisnis dan perdagangan Jakarta lewat Artotel Harmoni.
“Secara khusus, kehadiran Artotel Harmoni – Jakarta telah menambahkan portfolio hotel kami di kawasan sentra bisnis dan perdagangan kota Jakarta,” tutur Eduard Rudolf Pangkerego, chief operating officer (COO) Artotel Group, Kamis, 18 September 2025.
Kehadiran Artotel Harmoni besutan Artotel Group sejak 17 September 2025 itu menambah inventori hotel berkonsep seni dan gaya hidup di kota Jakarta.
“Sesuai dengan keahlian kami yang selalu menghadirkan hotel sebagai ikon destinasi baru untuk kegiatan bisnis, liburan, dan kreatifitas anak anak muda, kami akan melakukan peremajaan fasilitas Artotel Harmoni – Jakarta secara bertahap,” ujar Eduard Rudolf Pangkerego.
Dia menjelaskan, peremajaan itu untuk menjadikan bangunan Artotel Harmoni yang telah berdiri sejak tahun 2013 ini berubah menjadi sebuah hotel dengan sentuhan seni dan menawarkan gaya hidup masa kini.
“Setiap kamar tamu dan fasilitas hotel seperti lobby dan restoran akan menjadi ruangan yang artistik dan modern, serta hadirnya Artspace sebagai galeri seni yang kami tempatkan di area lobby,” ujar dia.
Baca juga: Artotel Group Gandeng Mayapada Group
Saat ini, Artotel Group memiliki berbagai pilihan brand, yakni Artotel, Dafam, Maxone, dan Rooms Inc.
Selain itu, Artotel Group juga sebagai mitra strategis Louvre Group di Indonesia untuk mengelola dan mengembangkan brand waralaba di antaranya Kyriad, Golden Tulip, dan Royal Tulip dengan jumlah lebih dari 100 hotel dan 10.000 kamar tamu yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Di saat industri perhotelan dan perekonomian Indonesia saat ini mengalami banyak tantangan, Kami sangat bersyukur inventori properti yang dikelola oleh Artotel Group terus bertumbuh hingga akhir tahun 2025,” tutur Eduard.
Hal ini, jelasnya, berkat kepercayaan yang diberikan oleh para mitra, yaitu para pemilik hotel.
Baca juga: Ada Artotel Hub Simpang Temu di TOD Dukuh Atas
“Serta keyakinan bersama untuk tetap bersemangat memberikan stimulus kepada perekonomian Indonesia melalui sektor jasa pariwisata dan perhotelan,” urai Eduard.
Akomodasi Para Urban
Mengusung tagline “Your Harmonized Urban Stay”, Artotel Harmoni – Jakarta menghadirkan pilihan akomodasi yang berbeda untuk para kaum urban di kawasan sentra bisnis kota Jakarta.
Tagline ini mendeskripsikan bahwa hotel ini akan menjadi sebuah oase baru yang memadukan gaya hidup modern dengan sentuhan seni untuk kegiatan bisnis, liburan, dan kreatifitas anak muda di lokasi yang sangat strategis, dekat dengan pusat bisnis, perbelanjaan, hiburan, kebudayaan, kuliner, hingga pusat pemerintahan.
Artotel Harmoni yang berada di Jl. KH. Zainul Arifin 5 dan 7, Petojo Utara, Jakarta Pusat ini memiliki fasilitas 150 kamar.
Kamar itu terdiri atas tiga tipe, yakni Studio 25 (Superior), Studio 30 (Deluxe), dan Studio 37 (Suite).
Hotelbini juga dilengkap dengan tujuh ruang pertemuan yang berkapasitas hingga 360 orang.
Selain itu, hotel ini juga memiliki fasilitas penunjang kenyamanan tamu seperti kolam renang, Eastspace, dan Lounge Bar.
“Dengan mengusung tema “Trace of Heritage”, Artotel Harmoni – Jakarta akan menghadirkan nuansa seni kontemporer yang kental dengan budaya Tionghoa, terinspirasi dari sejarah kawasan Harmoni yang menjadi rumah komunitas Tionghoa sejak era colonial,”terang Eduard.
Dia menerangkan, keindahan sejarah tersebut dihidupkan kembali melalui berbagai karya seni yang dihadirkan di setiap sudut fasilitas hotel, berkolaborasi dengan dua seniman Indonesia, Diela Maharani dan Donald Saluling.
Baca juga: Artotel Living World Kota Wisata Perkuat Peluru Recurring Income Sinar Mas Land
“Mereka akan menampilkan interpretasi seni kontemporer lewat palet warna, motif, dan narasi visual,” tambahnya.
Perpaduan ini, kata Eduard, akan membangkitkan nostalgia masa lalu sekaligus menawarkan pengalaman seni yang segar, inspiratif, dan tetap relevan hingga masa kini.
“Sehingga menjadikan Artotel Harmoni – Jakarta bukan hanya sekadar tempat beristirahat, melainkan ruang kreatif yang menyatukan seni, budaya, dan kehidupan sehari-hari,” papar Eduard.
(*)