Dari sisi fundamental, Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menyampaikan, data Nonfarm Payrolls (NFP) terbaru mengindikasikan pasar tenaga kerja AS mulai kehilangan momentum.
“Pada Oktober, jumlah angkatan kerja tercatat menyusut sekitar 105.000 orang, sementara pada November hanya tercipta 64.000 lapangan kerja baru. Kondisi tersebut mendorong tingkat pengangguran naik dari 4,4% menjadi 4,6%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya,” ungkapnya.
Di sisi lain, faktor geopolitik turut menjadi katalis tambahan bagi penguatan harga emas. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan memerintahkan blokade terhadap kapal tanker minyak yang terkait dengan Venezuela serta menetapkan rezim negara tersebut sebagai organisasi teroris asing. Langkah ini meningkatkan ketegangan internasional dan mendorong kenaikan harga minyak mentah, yang pada akhirnya turut memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
(*)





