Jakarta, landbank.co.id– Kerap dijumpai sudut pandang bahwa perabot rumah tangga hanya sebatas soal kenyamanan.
Sudut pandang seperti itu berakibat kepada penundaan pembelian perabot rumah dan diganti dengan versi paling murah, atau bahkan dianggap tidak mendesak.
Padahal, kualitas perabot rumah dapat memengaruhi kesehatan, efisiensi waktu, bahkan kondisi finansial kita.
Di bagian lain, terdapat juga sudut pandang bahwa membeli perabot rumah berkualitas merupakan bagian dari investasi.
Investasi pada dasarnya adalah menempatkan uang di suatu aset dengan harapan memberi manfaat lebih pada masa depan. Nah, perabot rumah tangga juga bekerja dengan logika yang sama.
Misalnya kasur yang baik membuat kualitas tidur meningkat, tubuh lebih sehat, produktivitas kerja naik. Jika dihitung, tubuh yang sehat akan mengurangi biaya berobat dan meningkatkan peluang karier.
Baca juga: Tips Dana Cadangan Saat Renovasi Rumah
Lalu, kulkas hemat energi membuat makanan lebih awet, konsumsi jajan di luar berkurang, kesehatan lebih terjaga. Efeknya bukan hanya hemat uang, tapi juga mengurangi potensi penyakit akibat makanan tidak segar.
Lalu, mesin cuci otomatis, waktu mencuci yang tadinya 2–3 jam bisa dipangkas jadi 30 menit. Waktu ekstra ini bisa dipakai untuk bekerja sampingan, mengurus anak, atau sekadar istirahat yang berkualitas.
Jika dihitung secara kasar, perabot ini bukan hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga menghasilkan “return” berupa penghematan waktu, biaya, dan kesehatan.
Kesalahan Umum Saat Membeli Perabot
Meski perabot rumah tangga punya peran besar dalam kualitas hidup, banyak orang justru terjebak dalam kesalahan saat membelinya. Beberapa di antaranya adalah:
Baca juga: Menyusun Bujet untuk Mengisi Rumah Baru
- Hanya mengejar murah
Barang dengan harga miring memang terlihat menggoda. Namun, kualitas sering kali dikorbankan. Misalnya, memilih mesin cuci murah tanpa memperhatikan merek dan ketahanan, alhasil dalam dua tahun sudah rusak dan harus diganti. Jika dibandingkan, membeli produk berkualitas dengan umur pakai 7–10 tahun justru lebih hemat dalam jangka panjang. Jadi, murah belum tentu benar-benar hemat.