Jakarta, landbank.co.id – Pasar apartemen Jakarta tetap stabil pada kuartal kedua 2025, dengan perubahan harga dan tingkat serapan yang relatif minimal meskipun dipengaruhi faktor musiman.
Berdasarkan temuan tim Colliers Indonesia, pasar apartemen Jakarta masih menunjukkan ketahanan, didukung oleh permintaan yang konsisten terhadap unit siap huni serta insentif yang terus ditawarkan pengembang.
Pada kuartal kedua tahun 2025, harga penawaran apartemen Jakarta rata-rata tercatat sebesar di Rp35,9 juta per meter persegi (m2), mencerminkan kenaikan tahunan kurang dari 1 persen.
Kenaikan harga yang lebih signifikan terlihat di kawasan pusat bisnis (central business district) CBD Jakarta dan area di luar Jakarta Selatan.
Pergerakan ini didorong oleh meningkatnya permintaan serta hadirnya pasok baru.
Sementara itu, di daerah pinggiran, penyerahan unit yang akan datang mendorong aktivitas penjualan, sehingga menghasilkan penyesuaian harga yang lebih kuat.
Baca juga: Pengembang Hati-hati untuk Merilis Proyek Kondominium Baru
“Sekitar 70 persen serapan unit pada kuartal kedua tahun 2025 berasal dari pembeli yang mencari unit siap huni,” tutur Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia dikutip Selasa, 30 September 2025.
Dia menambahkan, tren ini menunjukkan preferensi terhadap inventaris yang telah selesai, didorong oleh persepsi risiko yang lebih rendah serta keberlanjutan manfaat insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen.
Meski demikian, Colliers Indonesia memerkirakan, secara keseluruhan tingkat serapan tidak banyak berubah dibandingkan kuartal sebelumnya.
Dalam catatan Colliers Indonesia, apartemen tetap memiliki dua fungsi, yakni sebagai sumber pendapatan sewa pasif dan sebagai hunian potensial pada masa mendatang.
Baca juga: Ada 10 Ribu Apartemen di Jakarta Siap Ikut PPN DTP
Namun, masih mengutip riset itu, berbeda dengan periode prapandemi Covid 19—ketika investor merupakan bagian yang lebih besar dari pembeli—proporsi pembeli pengguna akhir telah meningkat secara signifikan hingga pertengahan 2025.
“Hal ini menunjukkan lanskap pasar yang lebih seimbang dan beragam,” dilansir riset Colliers Indonesia.
Pasokan Apartemen
Sementara itu, dari sisi pasok, pertumbuhan diperkirakan mencapai 1,1 persen sepanjang 2025–2027, terutama ditopang oleh proyek-proyek baru di Jakarta Selatan.
Kawasan Jakarta Selatan diprediksi terus memimpin serah terima apartemen pada masa mendatang.
Pada kuartal kedua 2025, dua proyek apartemen—Savyavasa dan Antasari Place—memasuki fase serah terima, keduanya berlokasi di Jakarta Selatan.
Proyek-proyek ini menambahkan sekitar 1.000 unit baru, sehingga total unit apartemen di Jakarta mencapai 231.786 unit pada kuartal kedua 2025.
Meskipun ada penambahan ini, dikutip dari riset Colliers Indonesia, proyeksi pertumbuhan untuk sisa tahun ini masih terbatas, mencerminkan sikap pengembang yang lebih hati-hati dalam merespons dinamika pasar yang ada.
Jakarta Barat juga tetap menjadi kontributor utama, menempati posisi kedua dalam stok kumulatif apartemen.
Posisinya diperkuat oleh ketersediaan lahan pengembangan yang luas dan harga tanah yang relatif terjangkau.
Sebaliknya, mengutip riset Colliers Indonesia, Jakarta Timur—yang saat ini masih didominasi perumahan tapak dan kawasan industri—menunjukkan pergerakan minimal dalam pengembangan apartemen hingga tahun 2027.
Baca juga: Giliran Colliers Angkat Suara Soal Apartemen Jakarta
“Namun, proyek-proyek baru diperkirakan terkonsentrasi di sekitar simpul transit oriented development (TOD), yang secara bertahap akan meningkatkan daya saing kawasan tersebut,” dilansir riset Colliers Indonesia.
Para pengembang disarankan untuk memprioritaskan penyelesaian proyek tepat waktu, terutama untuk pembangunan yang dijadwalkan serah terima antara 2025 hingga 2027.
Pengelolaan jadwal serah terima yang baik akan sangat penting guna menghindari tumpang tindih pengiriman unit dan memitigasi risiko kejenuhan pasar.
Dari sisi pembeli—baik untuk investasi maupun kebutuhan harian—disarankan untuk memantau pasar secara cermat agar memanfaatkan peluang yang muncul, terutama dalam memperoleh unit dengan harga peluncuran yang lebih menarik.
(*)