Jakarta, landbank.co.id– Jakarta sebagai kota pemerintahan sekaligus pusat bisnis terus diguyur kamar hotel anyar.
Tahun 2024, dalam catatan Cushman & Wakefield Indonesia terdapat tambahan 935 kamar hotel.
“Sampai saat ini teridentifikasi 345 kamar hotel yang akan beroperasi ditahun 2025,” papar Arief Rahardjo, director of Strategic Consulting dari Cushman & Wakefield Indonesia dalam publikasi tertulis yang dilihat landbank.co.id, Kamis, 19 Desember 2024.
Riset Cushman & Wakefield Indonesia menyebutkan bahwa pada paruh kedua tahun 2024 hanya terdapat satu hotel baru dengan segmen upscale (bintang lima) yaitu 25hours Hotel Jakarta The Oddbird yang berlokasi di District 8, SCBD Lot 28, mulai beroperasi pada bulan November 2024.
Tambahan dari 25hours itu membuat pasokan hotel baru yang beroperasi pada 2024 berjumlah 935 kamar.
“Total kumulatif pasokan kamar hotel bintang tiga hingga mewah hingga akhir 2024 diperkirakan sebanyak 43.857 kamar,” kata Arief Rahardjo.
Terpisah, Chief Operating Officer (COO) of Accor’s Premium, Midscale and Economy Division in Asia Garth Simmons, pernah mengatakan, pembukaan 25hours Hotel Jakarta The Oddbird tidak hanya menjadi hotel baru yang luar biasa, tetapi juga komitmen jangka panjang untuk memperkaya lanskap perjalanan bagi semua generasi.
“Asia terus menjadi pasar yang berkembang pesat, dan kami bersemangat untuk berperan dalam sektor pariwisata yang sedang berkembang di kawasan ini,” katanya.
Dia menjelaskan, Indonesia adalah kunci bagi ekspansi regional Accor.
“Tidak hanya sebagai destinasi yang ramai bagi wisatawan lokal dan global, tetapi juga sebagai landasan strategi pertumbuhan kami,” urai Garth Simmons.
Okupansi Kamar
Distribusi pasokan kamar hotel di Jakarta tahun 2024, mengutip data Cushman & Wakefield Indonesia, mencakup bintang tiga 27,2 persen, bintang empat 41,5 persen, bintang lima 20,2 persen, dan mewah 11,1 persen.
Arief Rahardjo menerangkan, dengan membaiknya aktivitas dunia usaha berpengaruh kepada terus meningkatnya permintaan kamar hotel di Jakarta.
Hal itu terlihat dari tingkat hunian rata-rata bulanan yang membaik selama paruh kedua 2024 yang berada pada kisaran 71-75 persen.
Permintaan akan kamar hotel bisnis di Jakarta ini didominasi oleh kegiatan rapat perusahaan swasta maupun instansi pemerintah atau kementrian dan pelancong bisnis individu pada hari kerja.
Rata-rata tingkat okupansi bulanan pada akhir 2024 mencapai 71 persen, sama dengan tingkat hunian periode yang sama tahun 2023.
Tingkat okupansi hotel year to date (YTD) Desember 2024 untuk hotel bintang 3, 4, 5 dan mewah masing-masing diperkirakan sebagai berikut 67,2 persen, 69,1 persen, 67,2 persen, dan 60,6 persen.
“Tingkat okupansi diperkirakan akan stabil dengan masih tidak banyaknya hotel baru beroperasi pada tahun 2025,” jelas Arief Rahardjo.
Membaiknya kondisi pasar hotel di Jakarta berlanjut hingga pada paruh kedua tahun 2024. Terus membaiknya permintaan kamar akibat pulihnya aktivitas dunia, juga turut menjaga tingginya harga kamar rata-rata (ADR).
Rata-rata tarif kamar hotel (ADR Rp/malam) pada akhir Desember 2024 YTD untuk bintang tiga Rp498.591 (9,3 persen YoY).
Lalu, bintang empat Rp840.881 (4,5 persen YoY), bintang lima Rp1.780.950 (1,4 persen YoY), dan mewah Rp2.330.161 (9,5 persen YoY).
“Dengan tingkat hunian kamar yang masih relatif stabil, harga kamar rata-rata pada tahun 2025 diperkirakan naik mengikuti tingkat inflasi,” papar dia.
(*)